Create by : @Tim Content Writer PagarRaya'12 |
Pernah merasa lelah padahal seharian nggak ngapa-ngapain secara fisik? Bisa jadi kamu sedang overthinking. Aktivitas ini sering dianggap sepele, padahal dampaknya bisa terasa sampai ke tubuh.
Tapi kenapa sih, mikir berlebihan bisa bikin capek?
1. Otak Bekerja Terlalu Keras
Overthinking membuat otak terus-menerus aktif, bahkan saat tubuh sedang istirahat. Menurut penelitian yang dimuat di jurnal Current Biology, aktivitas berpikir intensif memicu penumpukan glutamat—senyawa kimia di otak yang jika berlebihan bisa menyebabkan kelelahan mental dan fisik. Jadi, rasa capek itu bukan cuma “di kepala”, tapi memang ada proses biologis yang terjadi.
2. Stres Berkepanjangan Menguras Energi
Saat overthinking, tubuh merespons seolah sedang menghadapi ancaman. Hormon stres seperti kortisol meningkat, menyebabkan ketegangan otot, gangguan tidur, dan penurunan imunitas. Akibatnya, kamu merasa lelah, mudah sakit, dan sulit fokus.
3. Tidur Jadi Nggak Berkualitas
Pikiran yang terus berputar bikin kamu susah tidur nyenyak. Bahkan saat tidur, otak tetap aktif memproses kekhawatiran. Kurangnya tidur berkualitas ini membuat tubuh tidak mendapatkan pemulihan optimal, sehingga kamu bangun dalam kondisi lelah.
4. Energi Mental Terkuras
Berpikir berlebihan itu seperti membuka banyak tab di browser—semuanya aktif, tapi nggak ada yang selesai. Energi mental yang seharusnya bisa dipakai untuk hal produktif malah habis untuk skenario yang belum tentu terjadi. Akibatnya, kamu merasa stuck dan kehilangan semangat.
5. Overthinking Bukan Solusi
Yang perlu diingat, overthinking bukanlah bentuk problem-solving. Justru, ia sering membuat kita makin jauh dari solusi karena terjebak dalam ketakutan dan asumsi. Seperti kata pepatah, “Kekhawatiran itu seperti kursi goyang—bergerak terus, tapi nggak ke mana-mana.”
Kesimpulan :
Overthinking is like chewing the same piece of gum over and over again. You're not getting any new flavor, just making yourself sick
Sampai jumpa di artikel selanjutnya!